Meskipunaromanya seperti ganja, tapi tidak menimbulkan halusinasi. Bakong atau tembakau Gayo asal Aceh adalah salah satu dari banyak jenis tembakau yang tumbuh di Indonesia. Ciri-cirinya tidak seperti yang ada pada tembakau biasanya. Tidak seperti tembakau, malah lebih mirip ganja dan warna hijaunya benar-benar mencolok.
Tari Guel. ©2021 Muhammad Iqbal - "Tem o item...m Engingku ine…e," syair pembuka terdengar mengawali pertunjukan. Seorang penari keluar dari arah kiri, menuju ke tengah dengan kaki berjinjit. Tubuh penari tampak membungkuk, bahunya maju mundur, lengan timbul tenggelam dalam lipatan kain bersulam kerawang Gayo yang menutupi punggung. Gerakannya rampak seirama tabuhan rebana. Pada satu titik penari mengempas dan mengibaskan kain ke udara. Terkadang penari berlari kecil sambil menukik. Perlahan bergerak mendekat, mengitari, lalu memberi sembah. Kiranya dia hendak merayu seorang penari lain yang tengah duduk bersimpuh agar mengikuti gerakannya, lalu keduanya bergerak bersamaan, padu padan dalam hentak estetis berirama. Gerakan-gerakan di atas adalah gerakan Tari Guel. Tarian kebanggaan dari Tanah Gayo menjadi salah satu khasanah budaya Gayo di Aceh. Tarian ini mengisahkan upaya sejumlah orang untuk membangunkan seekor gajah putih yang berdasarkan cerita rakyat yang pernah ada. ©2021 Muhammad Iqbal Tarian yang dapat dijumpai di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lue ini dulunya dikenal sebagai tarian yang sakral. Pagelaran tari guel tidak boleh sembarang tempat, panggung atau pentas, karena kesakralannya. Selain itu, tidak sembarang orang boleh menarikan guel, karena, mereka yang berhati bersih dan berjiwa tulus saja yang layak. Nilai mistis Tari Guel terletak pada Guru Didong, sang penari tunggal Guel. Saat menari akan ada spirit yang luar biasa dalam diri penari ketika dimainkan. Penari tampak lebih bersemangat, energik dan lincah melebihi kelenturan dan keseragaman sebagai sebuah tarian biasa. ©2021 Muhammad Iqbal Tari guel terbagi dalam 4 babak. Munatap menjadi awal babak, menggambarkan bentuk persuasi Sengeda yang hendak menaklukkan hati gajah putih, lalu berlanjut ke babak redep yang menggambarkan kesediaan gajah putih menuruti keinginan Sengeda. Ketibung dan cincang nangka menjadi dua babak terakhir. Dua babak yang menggambarkan semakin kuatnya keinginan gajah putih mengikuti Sengeda, hingga akhirnya Sengeda berhasil menggiring gajah putih ke Kesultanan Aceh Darussalam. ©2021 Muhammad Iqbal Tari Guel juga lekat dengan kostum yang mencuri perhatian, yaitu busana tradisional Aceh, baju Kerawang. Dengan motif yang cantik dan penuh makna. Perpaduan warna merah, hitam, putih, kuning terukir apik. Berdasarkan keterangan dari warna-warna kerawang, Masyarakat Gayo dilambangkan sebagai masyarakat yang Mersik berani, Lisik rajin dan Urik teliti. Selain itu salah satu ciri khas dari kostum Tari Guel ini adalah kain opoh ulen-ulen yang dikenakan di punggung penari pria, dan digunakan sebagai atribut menarinya. Kain ulen-ulen dengan lebar 1×2 meter ini dipenuhi sulaman kerawang Gayo yang menjadi properti utama Tari Guel. Dihempas dan dikibas-kibaskan oleh penari seperti kepakan burung yang sedang mengudara. ©2021 Muhammad Iqbal Istilah guel’ dalam bahasa lokal Gayo berarti membunyikan’ ini juga berkaitan erat dengan legenda Gajah Putih dalam cerita rakyat 'Sengeda dan Bener Merie'. Mimpi Sengeda membawanya pada sebuah pertemuan dengan seekor gajah putih, yang konon adalah jelmaan abangnya, Bener Merie. Skema Sengeda menaklukkan hati Sang gajah putih yang akhirnya berbalas menjadi puncak tarian ini. Guel berakhir saat gajah putih bersedia mengikuti Sengeda ke Kesultanan Aceh Darussalam sebagai persembahan untuk putri sultan yang tengah mengidam-idamkannya. Unik dan memiliki makna yang dalam, Tari Guel menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ditetapkan oleh United Nations Educational, Science and Cultural Organization UNESCO pada 2016 lalu. [Tys]
Keunikantari saman dari suku gayo lainnya berasal dari gerakannya. Karena hanya menampilkan gerak tepukan, gerak guncang, kirap, lingang, surang-saring dan lainnya. Keharmonisan gerak oleh penari adalah syarat dari tari ini. Di mana biasanya tempo gerakan semakin lama akan semakin cepat agar terlihat semakin menarik. 4. Penari
Ilustrasi Ciri Khas Suku Gayo. Sumber PixabayTerdapat berbagai ciri khas suku Gayo yang menarik untuk dibahas. Mulai dari kebudayaan hingga bahasa yang dari buku Tata Rias Pengantin Aceh oleh Cut Marlyn Wood dan Ade Aprilia, suku Gayo merupakan suku bangsa yang menetap di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ada 3 kabupaten yang didiami oleh suku ini, yaitu Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh ini adalah keturunan dari Kerajaan Lingga dan memiliki berbagai ciri khas yang cukup unik. Lantas, apa saja ciri khas tersebut?Ciri Khas Suku GayoIlustrasi Ciri Khas Suku Gayo. Sumber Pixabay1. KebudayaanTari Saman merupakan kebudayaan Suku Gayo yang sangat terkenal. Biasanya tarian ini akan dilakukan ketika pagelaran simbol keakraban, yaitu Bejaman Saman. Tak hanya Saman, suku ini juga menghasilkan berbagai tarian lain seperti Tari Bines, Tari Guel, dan Tari dari Suku Gayo berikutnya adalah tradisi Bejamu Saman. Tradisi ini dilakukan dengan duduk sejajar sebanyak 8 orang yang kemudian melakukan tarian Saman. Biasanya tradisi ini dilakukan pada hari besar Islam, seperti Hari SeniSuku Gayo terkenal dengan kelebihannya di bidang sastra dan seni, salah satunya yaitu seni Didong. Seni ini mencampurkan berbagai unsur kesenian seperti syair yang diiringi oleh tarian Didong dilakukan pada malam hari untuk saat-saat tertentu dengan tujuan untuk memberi motivasi berharga kepada masyarakat MargaSeperti kebanyakan suku lainnya, suku Gayo juga mempunyai marga. Namun penggunaan marga ini tidak dilakukan oleh masyarakat Gayo yang sudah yang masih menggunakan marga tinggal pada wilayah Bebesen. Beberapa marga dari suku Gayo yaitu Munte, Kala, Tebe, Melala, dan masih banyak Bahasa LokalDalam percakapan sehari-hari, suku Gayo menggunakan bahasa Gayo yang sebenarnya memiliki sedikit kemiripan dengan bahasa yang digunakan oleh suku Karo, yaitu suku yang menetap di Sumatera sejarah dan perkembangannya, bahasa Gayo termasuk ke dalam golongan Bahasa Astronesia. Maka dari itu terdapat beberapa perbedaan pengucapan pada bahasa tersebut pada wilayah persebaran suku itu dia 4 ciri khas suku Gayo yang menarik dan unik.LAU
NamaSunda memang sudah sangat khas sekali, tapi ternyata panggilan khusus untuk anak laki-laki juga ada. Seperti panggilan "Tole" untuk anak laki-laki lebih muda atau "Kacong" dalam bahasa Madura. Nama Sunda juga memiliki panggilan khas, yakni "Ujang", "Asep/Encep", dan "Aceng". Usut punya usut, menurut informasi, nama
Source publication Edi EskakABSTRAK Industri batik mulai berkembang di Gayo, tetapi belum memiliki motif batik khas daerah. Oleh karena itu perlu diciptakan motif batik khas Gayo, dengan mengambil inspirasi dari ukiran yang terdapat pada rumah tradisional yang biasa disebut ukiran kerawang Gayo. Tujuan penciptaan seni ini adalah untuk menciptakan motif batik yang memiliki cir...... Kerawang Gayo telah dijadikan sumber ide dalam penciptaan karya tekstil seperti yang telah dilakukan Eskak 2016, menciptakan motif batik khas Gayo. Serlin 2020 memadukan motif kerawang Gayo dan parang rusak barong dalam membuat busana evening. ...Fira Zulia RohmawatiRatna SuhartiniKerawang Gayo dan Pinto Aceh adalah nama ragam hias yang berkembang di Aceh Tengah. Tujuan penelitian adalah mengetahui proses pembuatan dan hasil jadi penerapan ragam hias Aceh yaitu Kerawang Gayo dan Pinto Aceh pada busana pengantin muslimah yang bertema MUARA GAYO’. Terinspirasi dari cerita legenda yang berada di Aceh yaitu Legenda Laut Tawar Aceh, yang menceritakan tentang pengembara gagah yang mendapatkan ilham untuk menguji masyarakat setempat. Proses penerapan ragam hias Kerawang Gayo dan Pinto Aceh dimulai dengan pembuatan desain, setelah itu pengaplikasian motif Kerawang Gayo dan Pinto Aceh dengan menggunakan teknik bordir dan lekapan tali. Menggunakan kain organza dan kain duces untuk bahan utamanya. Siluet yang digunakan pada busana ini adalah siluet L yaitu bentuk busana duyung lebar pada bagian bawah, dan memiliki jubah yang sangat lebar. Penerapan bordir stilasi ragam hias Kerawang Gayo terdapat pada bagian muka dan pada bagian punggung jubah, pada bagian sisi bawah jubah menggunakan hiasan lekapan tali stilasi ragam hias Pinto Aceh. Kerawang Gayo and Pinto Aceh are the names of ornamental varieties that developed in Central Aceh. The purpose of the study was to find out the manufacturing process and the finished results of the application of Acehnese ornamental varieties, namely Kerawang Gayo and Pinto Aceh in the Muslim WomenWorkshop with the theme 'MUARA GAYO'. Inspired by the legendary story in Aceh, namely the Legend of Air Tawar Aceh, which tells about a dashing traveler who gets inspiration to test the local community. The process of applying the decorative variety Kerawang Gayo and Pinto Aceh begins with making a design, after that the application of Kerawang Gayo and Pinto Aceh motifs using the embroidery and rope fixtures. It uses organza fabric and duces fabric for its main material. The silhouette used in this outfit is the L silhouette, which is a wide mermaid shape at the bottom, and has a very wide robe. The application of embroidery distillation of various ornamental Kerawang Gayo is found on the face and on the back of the robe, on the lower side of the robe using the decoration of the distillation rope of decorative variety Pinto Aceh.... Salah satu sarana transfer nilai keteladanan tersebut adalah dengan media seni Salma et al, 2016. ...... Keindahan pada produk akan meningkatkan nilai tambah serta merupakan daya tarik terhadap minat konsumen untuk membeli produk gerabah batik tersebut. Kreativitas IKM dengan menciptakan motif-motif baru yang lebih indah dan berciri khas seni budaya suatu daerah akan menimbulkan minat pecinta batik untuk membelinya Salma dan Eskak, 2016. Dilihat dari aspek ekonomi harga produk gerabah batik layak untuk diterapkan di IKM sebagai pembuatan produk yang menguntungkan. ...Penerapan teknik batik untuk dekorasi pada gerabah, mempunyai kendala yaitu hasil pewarnaan kurang cerah dan daya rekat warna pada permukaan gerabah kurang kuat. Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimasi bahan dan proses pembuatan gerabah batik untuk meningkatkan kecerahan dan daya rekat warnanya. Metode yang digunakan yaitu 1 Pemilihan gerabah, 2 Pembuatan desain motif, 3 Penyantingan/pembatikan, 4 Pewarnaan 5 Pelorodan/pembersihan lilin, 6 Finishing, dan 7 Pengujian ketahanan luntur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pewarna rapid dan naphthol menghasilkan warna yang lebih cerah. Peningkatan kecerahan warna ini dilakukan dengan langkah awal berupa pemilihan gerabah yang berwarna terang serta dilakukan pelapisan cat transparan. Pengujian dilakukan terhadap ketahanan luntur warna terhadap gosok dan cahaya tengah hari, dengan skor penilaian angka 1 – 5. Hasil pengujian ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering dan basah memperoleh nilai 3-4 cukup baik. Ketahanan luntur warna terhadap cahaya terang hari memperoleh angka 4-5 baik. Kecerahan dan ketahanan luntur daya rekat kuat terhadap warna yang dilapisi cat transparan memperoleh nilai 5 sangat baik.... Kain batik dapat menjadi alternatif suvenir daerah yang khas, unik, mudah dikemas, mudah dibawa, ringan, dan memiliki nilai kenangan atau cenderamata, serta harganya relatif terjangkau. Keunggulan-keunggulan tersebut menjadikan batik sebagai komoditas suvenir yang mudah laku Salma dan Eskak, 2016. Demikian batik mempunyai potensi sebagai industri kreatif yang dapat mendukung sektor pariwisata di daerah. ... Irfa'ina Rohana SalmaSuryawati RistianiAnugrah Ariesahad WibowoPerkembangan IKM Batik Papua mengalami berbagai kendala, antara lain stagnasi pembuatan motif yang hanya berorientasi pada maskot daerah yaitu burung cederawasih. Oleh karena itu perlu dilakukan diversifikasi desain dengan mengambil ide alternatif dari budaya masyarakat Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan desain motif batik yang inspirasinya diambil dari piranti tradisi masyarakat Papua. Piranti tradisi yaitu alat-alat tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat Papua ketika di rumah, saat bekerja, berperang suku, dan berkesenian. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain motif, dan perwujudan menjadi batik. Hasilnya berupa 6 motif batik yaitu 1 Motif Honai Besar, 2 Motif Honai Kecil, 3 Motif Tifa Besar, 4 Motif Tifa Kecil, 5 Motif Tambal Ukir Besar, dan 6 Motif Tambal Ukir Kecil. Hasil uji kesukaan terhadap motif kepada 50 responden menunjukkan bahwa motif yang paling disukai yaitu Motif Honai Kecil. Hasil selengkapnya Motif Honai Kecil 21 %, Motif Tifa Kecil 19 %, Motif Honai Besar 17 %, Motif Tambal Ukir Kecil 16 %, Motif Tambal Ukir Besar 15%, dan Motif Tifa Besar 12 %.Tamarind Tamarindus indica L., a type of tropical plant that grows in Indonesia has various benefits and has been widely studied by various disciplines. The study of Tamarind as a source of ideas for art creation, on the other hand, has not been widely carried out. The aims of this study are 1 To explain the process of creating Semarang batik motifs using the idea of Tamarind through the stylization of forms; 2 to analyze the shape of the Tamarind batik motif to strengthen the identity of Semarang’s local culture. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods to examine phenomena related to the creation process and the uniqueness of locality-based batik motifs on batik artisans in Semarang City. The data collection techniques used were observation, in-depth interviews, and document studies. The data that has been collected was analyzed interactively through data reduction, presentation, and conclusions with the scope of analysis in intra-aesthetic and extra-aesthetic studies. The results showed that 1 Tamarind is a typical plant that is closely related to the toponym of the city of Semarang so it becomes a source of ideas for the creation of locality-based batik motifs through the stylization technique by Semarang batik artisans; 2 Visualization of the shape of the Tamarind batik motif that has been produced shows the diversity and uniqueness of the form as an aesthetic expression of the batik artisan in responding to the beauty of the natural and socio-cultural environment in Semarang City according to the level of knowledge and aesthetic experience. This research contributes to the batik artisan in exploring the diversity of local plant species as a source of ideas for creating environmentally-based batik motifs to strengthen the value of local cultural RosdianiIbrahim ChalidKerawang Gayo is the name for decorative motifs of traditional Gayo clothing that has been designated as an intangible cultural heritage through the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 270/P/2014 concerning the Determination of Indonesian Intangible Cultural Heritage in 2014. This study uses an ethnographic approach by observing directly in the field to see the existence of openwork gayo in various crafts and the manufacturing process. Conducted interviews with artisans and openwork shop owners, especially the community in Bebesen Village, Bebesen District, Central Aceh Regency. Based on the research results, it is known that the existence of Kerawang Gayo is preserved by modifying the motifs, both on functional products of traditional clothing and other functional products by utilizing cultural values to attract buyers' interest. The Kerawang Gayo motif found on woven products is called Lintem, on wood, it is called chisel, on metal, it is called carving and on cloth, it is called embroidery. Before the 1980s, openwork gayo was still called Gayo Weaving. The various motifs found in Gayo weaving are called Bebunge Betabur clothes, Upuh Kio, Upuh Pawaq, Upuh Ketawaq, Kut clothes, Dede split clothes, Bunge shoots, and so on. Abstrak Kerawang Gayo adalah sebutan untuk ragam hias motif pakaian adat Gayo yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 270/P/2014 tentang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan melakukan observasi langsung ke lapangan untuk melihat keberadaan Kerawang Gayo pada berbagai kerajinan dan proses pembuatannya. Melakukan wawancara dengan pengrajin dan pemilik toko kerawang khususnya masyarakat di Desa Bebesen Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan Kerawang Gayo dilestarikan dengan melakukan modifikasi motif, baik pada produk fungsional pakaian adat maupun produk fungsional lainnya dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya untuk menarik minat pembeli. Motif Kerawang Gayo yang terdapat pada produk tenun disebut Lintem, pada kayu disebut pahat, pada logam disebut ukiran dan pada kain disebut bordir. Sebelum tahun 1980-an, Kerawang Gayo masih disebut Tenun Gayo. Berbagai motif yang terdapat pada Tenun Gayo disebut Baju Bebunge Betabur, Upuh Kio, Upuh Pawaq, Upuh Ketawaq, Baju Kut, Baju Dede, Bunge Tunas, dan sebagainya. Denik Ristya RiniBatik fabric is a traditional cultural form from Indonesia, developed initially solely for as use of the King and his followers. In modern society, batik has spread more widely into everyday wear for Indonesian people. Batik motifs are made following the market needs and must constantly be updated to cater to changing fashions. Therefore, the author provides training to the younger generation in the digital construction of new batik patterns. The methods used in this training are presentation, tutorials, practicums and discussions. Keywords Batik Motif, Digital, PatternNoor SulistyobudiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif, warna, serta makna batik Gringsing dan Ceplok Kembang Kates. Penelitian deskriptif kualitatif dan subjek penelitian karya seni batik di Bantul. Data yang diperoleh berupa gambar dan informasi melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh, motif batik Gringsing Bantul berupa bulatan-bulatan kecil seperti sisik ikan yang saling bersinggungan. Warna asli batik Gringsing sogan, tetapi sekarang menggunakan warna-warna lain seperti merah, biru, hijau, atau sesuai permintaan konsumen. Makna simbolik dari motif Gringsing adalah doa atau harapan agar terhindar dari pengaruh buruk dan kehampaan. Motif batik Ceplok Kembang Kates menggunakan ide dasar tanaman kates, motif utama biji dan bunga, dan motif tambahan putik, isen-isen cecek dan sawut. Warna yang diterapkan merah, hijau, dan biru. Makna simbolik Ceplok Kembang Kates sebagai simbol semangat mempertahankan bangsa, negara, dan kesejahteraan Batik di Bima, Nusa Tenggara Barat mulai berkembang, tetapi belum memiliki motif khas daerah. Oleh karena itu perlu diciptakan motif batik yang memiliki ciri khas daerah Bima. Tujuan penelitian penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan kreasi baru motif batik yang sumber inspirasinya diambil dari seni budaya daerah setempat, sehingga dapat menghasilkan motif batik berciri khas daerah Bima. Metode yang digunakan yaitu pengamatan mendalam, pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain motif, dan perwujudan menjadi kain batik. Hasilnya berupa satu desain motif yaitu Batik Uma Lengge BUL, namun dibuat menjadi tujuh kain batik dengan warna dasar yang berbeda-beda. Adapun tujuh kain batik tersebut adalah 1 BUL Me’e/hitam 2 BUL Bura/putih, 3 BUL Jao/hijau, 4 BUL Kala/merah, 5 BUL Monca/kuning, 6 BUL Owa/ungu, dan 7 BUL Biru/biru. Uji peminatan konsumen dilakukan terhadap jenis warna yang disukai. Adapun warna yang paling banyak dipilih adalah hitam 27%, merah 19%, ungu 15%, biru 12%, hijau 11%, kuning 9%, dan putih 7%. Hasil uji ini dapat dijadikan acuan dalam memberi warna pada batik, berdasarkan kecenderungan selera konsumen.
Uniknya kebanyakan hidangan khas suku Gayo ini tidak menggunakan santan dan minyak kelapa. Hal ini dikarenakan kelapa tidak tumbuh di daerah dataran tinggi tempat tinggal masyarakat Gayo. Berikut lima masakan lezat khas suku Gayo tanpa santan dan minyak yang dapat kamu jadikan referensi masak di rumah. 1.
Tari saman adalah tarian tradisional kebanggaan warga Aceh yang telah diakui sebagai warisan dunia tak benda sejak tahun 2011. Tarian ini sangat unik karena tidak membutuhkan iringan musik melainkan hanya mengandalkan gerakan tangan dan kepala. Tari Saman berasal dari daerah Aceh dan sudah diakui dunia tentang keunikan gerakannya. Penarinya pun sangat banyak bahkan bisa mencapai ribuan orang. Lalu, siapa, sih, yang menciptakan tarian ini? Yuk, kenalan dengan salah satu tarian tradisional kebanggan Indonesia berikut ini! Artikel terkait Jadi Warisan Budaya Kebanggan Bali, Tari Kecak Ternyata Kaya Akan Filosofi Mengenal Sejarah Tari Saman Tari Saman Berasal dari Aceh. Sumber ANTARA Foto/Budi Candra Setya Ada lebih dari seribu suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia. Maka tidak heran jika negara kepulauan ini memiliki beragam jenis tari-tarian yang berasal dari berbagai suku. Tari saman, tarian suku Gayo yang mendiami provinsi Aceh adalah salah satunya. Tari Saman ini dibawakan langsung oleh suku tertua di Aceh, suku Gayo yang sebagian besar menempati wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Kabuparen Gayo Lues saat merayakan peristiwa penting. Berbeda dengan tarian lainnya yang membutuhkan iringan musik, tari asal Suku Gayo ini hanya mengandalkan gerakan tangan, pundak, serta kepala. Suara tepuk tangan dari para penarinya menciptakan irama tersendiri yang membuat tarian ini terdengar begitu meriah bahkan meski tanpa iringan musik. Tarian ini diciptakan oleh seorang pemuka agama Islam bernama Syekh Saman pada abad ke-14. Itulah mengapa tarian tersebut dinamakan tari saman merujuk pada nama penciptanya. Awalnya, tarian ini diciptakan sebagai media penyebaran agama Islam. Hal ini juga menjawab mengapa dulunya tarian saman hanya boleh dibawakan oleh laki-laki, dan tidak lebih dari 10 orang penari. Karena dijadikan sebagai media dakwah, para penarinya juga melakukan latihan di bawah kolong masjid agar mereka tak tertinggal waktu salat berjamaah. Syekh Saman mengembangkan tarian ini dari permainan tradisional bernama Pok Ane. Ia pun melihat peluang bahwa permainan tersebut dapat menarik lebih banyak orang untuk belajar agama Islam apabila disisipi dengan syair-syair berisi puji-pujian kepada Allah SWT. Sumber Kompas Sejak saat itulah, tarian ini digunakan sebagai sarana dakwah. Tidak hanya itu, karena saat itu Aceh sedang dalam masa peperangan, ia juga menyisipkan syair-syair penyemangat bagi para pejuang yang sedang berperang. Dari sumber lain menyebut jika tari tradisional ini juga berasal dari kesenian Melayu Kuno. Pendapat tersebut diperkuat dari gerakan khas tepuk dada dan tepuk tangan yang jadi ciri khas kesenian Melayu Kuno. Seiring perkembangan zaman, tarian asal Aceh ini akhirnya dibawakan juga oleh penari perempuan. Selain untuk hiburan, tari Saman mempunyai nilai lain mulai dari keagamaan, pendidikan, sopan santun, kekompakan, kepahlawanan, dan kebersamaan. Artikel terkait Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak Gerakan Tari Saman Tari saman berfokus pada dua gerakan, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Namun, ada juga gerakan lainnya seperti gerak guncang, kirep, lingang, dan surang-surang yang masing-masing namanya diambil dari bahasa asli suku Gayo. Semakin lama gerakan tarian ini juga akan semakin kencang yang melambangkan semangat dari para penarinya. Bukan tanpa alasan tarian ini berhasil mendunia, sebab dibutuhkan ketelitian dan konsentrasi dari para penari yang terlibat agar selaras dalam melakukan gerakan. Terlebih tarian ini murni hanya mengandalkan gerakan tepukan tangan dan gelengan kepala. Selain itu, jumlah penarinya juga cukup banyak sehingga perlu ada kerja sama yang solid antara sesama penari. Tari Saman Berasal dari Aceh. Salah satu gerakan yang dominan adalah gerakan tangan yang dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya ada cilok yakni gerakan ringan ujung jari seakan mengambil sejumput garam, cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah, serta tepok yang berupa gerakan tepuk dalam berbagai posisi seperti horizontal, bolak-balik, dan gerakan seperti baling-baling. Temponya pun dibedakan untuk menghasilkan suara yang harmonis. Tepukan kedua belah tangan menggunakan tempo sedang ke cepat, tepukan satu telapak tangan menggunakan tempo lambat, kemudian gesekan ibu jari dengan jari tengah juga menggunakan tempo lambat. Aturan Tari Saman Melansir dari situs Departemen Bahasa Arab UPI, tarian dan menyanyikan lagunya memiliki aturan-aturan yang harus ditaati sebagai berikut Rengum, merupakan mukadimah atau pembukaan tarian yang diawali pemandu tari. Dering, sebagai rengum yang segera diikuti para penarinya. Redet, sebuah lagu singkat bernada pendek yang kemudian dinyanyikan seorang penari pada bagian tengah tarian. Syek, lagu-lagu yang dinyanyikan seorang penari dengan ciri suara panjang tinggi melengking, umumnya ini sebagai tanda perubahan gerakan. Syair atau lagu yang berulang oleh para penari setelah dinyanyikan oleh salah seorang penari solo. Artikel terkait Tari Sekapur Sirih, Tarian Tradisional Jambi Saat Menyambut Tamu Keunikan Tari Saman Sumber Kompas 1. Pakaian penari Para penari akan mengenakan pakaian dasar atau kerawang baju dasar hitam, sulaman benang hijau, putih, dan merah, sulaman bagian kekait dan pinggang kedawek, baju berlengan pendek, sarung, dan celana. Selain itu, para penari juga menggunakna ikat kepala berbentuk hiasan melingkar yang dikenakan kepala penari laki-laki yaitu bulung teleng atau tengkuluk kain, dengan dasar persegi berwarna hitam. Untuk penari perempuan hijab adalah bagian penting dari pakaian adatnya sebagai identifikasi diri bahwa ia adalah seorang muslimah. 2. Pola tarian Keunikan lainnya terletak pada pola tarian yang disebut pola lantai. Pola lantai adalah garis horizontal atau disebut shaf. Di mana setiap penari duduk secara rapat dan sejajar, ini merupakan representasi bagaimana rapatnya barisan shaf saat salat berjamaah. Tarian ini juga dimainkan 13-21 penari laki-laki atau perempuan. 3. Gerakan Gerakan tarian Saman terbagi jadi tiga. Pertama dimulai Gerakan Bersalaman, para penari berdiri dan mengucapkan salam pembuka sambil meletakan kedua tangan di depan dada. Setelahnya bersimpuh dan mulai melantunkan puji-pujian kepada Allah dan salam. Masuk ke Gerakan Inti, mereka mulai menepuk anggota tubuh untuk menciptakan irama yang dipadukan lantunan syair. Gerakan kian cepat dan dikombinasikan gerakan membungkuk 45 derajat dan 40 derajat. Tarian juga ditambah gerakan kepala dan setengah berdiri. Selanjutnya, bagian penutup para penari akan setengah berdiri, meletakkan kedua tangan di depan dada, mata menatap penonton. Kemudian mereka kembali duduk bersimpuh, meletakkan tangan di atas paha, dan baru meninggalkan tempat pertunjukan. Makna Tari Saman Tari Saman Berasal dari Aceh. 1. Simbol perjuangan Inti dari tarian saman adalah persatuan dan semangat kebersamaan yang ditandai dengan banyaknya jumlah penari. Tentu tidak mudah menyelaraskan gerakan dengan sekian banyak penari yang jumlahnya bahkan bisa mencapai ribuan. Namun, justru di situlah makna tarian saman yang sebenarnya. Dahulu kala, tarian ini adalah simbol perjuangan dari para pahlawan. Tepukan di dada adalah penyemangat untuk para pejuang yang turun ke medan perang. 2. Persatuan rakyat Aceh Namun, makna dari tarian ini tidak hanya soal perjuangan. Lebih jauh lagi, tarian ini adalah simbol persatuan dan kebersamaan rakyat Aceh. Hal ini juga bisa dilihat dari formasi tarian di mana satu orang pemimpin berada di tengah, sementara dua orang penopang yang masing-masing berada di ujung kanan dan kiri melambangkan sifat jejerun bahasa Gayo, yaitu simbol kekokohan. Untuk menciptakan tarian yang selaras dan harmonis, tidak boleh ada satu pun penari yang melakukan kesalahan gerakan. Jadi, pepatah yang berbunyi "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" sangat tepat dalam menggambarkan makna tarian ini. 3. Lambang ajaran Islam Sementara itu, makna tarian ini juga melambangkan ajaran agama Islam. Misal pada gerakan Selaku saat penarinya meletakkan satu tangan di dada, gerakan ini mengisyaratkan kerendahan seorang hamba yang taat kepada Allah SWT. Lantunan syair dan lagunya juga mengandung nilai dakwah dan syariah. Pada gerakannya pun juga mengajarkan simbol makhluk sosial, hingga penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, tari Saman melambangkan umat Islam yang tengah melakukan ibadah salat. Pertanyaan Populer Dalam tari saman hal utama yang diperlukan penari adalah? Kecepatan, ketepatan, dan kekompakan gerak antar penari. Mereka juga harus berkonsentrasi tinggi untuk menyeimbangkan diri, gerakan tubuh, dan nyanyian. Keunikan yang dapat kita lihat dari gerak tari saman adalah? Keunikannya dari masing-masing perubahan gerakan dari pembukaan hingga penutup yang diiringi lantunan syair serta puji-pujian kepada Allah SWT. Kemudian penonton juga bisa melihat semangat yang kian menggelora dari tempo gerakan makin cepat. Nah, Parents, itulah sekilas fakta tentang tari saman yang merupakan kebanggaan warga Aceh. Yuk, lestarikan tari-tarian tradisional dari seluruh penjuru nusantara. Semoga berkesempatan menonton tari saman, ya! Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Warnayang cerah dan kontras, menjadi ciri khas kebaya ini. Model kebaya pendek untuk orang tua Kado pernikahan unik biasanya menjadi pilihan yang tepat untuk diberikan kepada pasangan baru sebagai bentuk perhatian dan ucapan selamat. 22.06.2022 · banyak orang sukses dibuat terpukau oleh padu padan kebaya betawi.
Contoh soal ulangan terbaru UTS Seni Budaya Keterampilan SBK Semester 2 Kelas 6 SD/MI Tahun Ajaran 2017/2018. Sumber materi soal ulangan sesuai dengan kisi-kisi, kurikulum 2013 K13 dan buku paket dan berkas lembar soal ulangan tengah semester genap. Soal Ulangan UTS SBK Kelas 6 Semester 2 Dibawah ini adalah 35 soal latihan UTS mata pelajaran SBK/SBdP sebagai bahan acuan persiapan menghadapi ulangan semester 2/genap dan bisa di download. I. Berilah tanda silang X pada jawaban yang tepat! 1. Jenis tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata disebut tari........ a. klasik b. rakyat c. modern d. kreasi baru 2. Motif gambar yang dibuat dengan pola teratur dan digunakan sebagai hiasan disebut......... a. motif hias b. relief c. patron d. disain 3. Alat musik kecapi dimainkan dengan cara...... a. ditiup b. digesek c. dipetik d. digoyang 4. Sebelum adanya bahan baku kain, nenek moyang kita membuat motif hias pada......... a. tembok b. tubuh dan kulit kayu c. tempurung kelapa d. batu cadas 5. Dibawah ini adalah salah satu jenis alat musik petik, yaitu....... a. gong b. bonang c. siter d. simbal 6. Jenis batik Jawa motif garis-garis disebut motif......... a. abstrak b. lurik c. truntum d. jumputan 7. Salah satu ciri khas motif sulaman kasab timbul yaitu......... a. disulam dari benang jahit warna-warni b. sulaman disusun secara teratur dan berulang-ulang c. bagian dalam motif sulaman diisi potongan karton d. motif sulaman berupa motif geometris 8. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan suasana pantai adalah....... a. anging mamiri b. bubuy bulan c. apuse d. praon 9. Ciri khas dari motif poleng terdapat pada makna simboliknya. Motif kotak-kotak hitam dan putih secara berselang-seling mengandung makna......... a. baik dan buruk b. hambar dan asin c. laki-laki dan perempuan d. api dan air 10. Jenis gambar ilustrasi disebut juga gambar......... a. cerita b. dekorasi c. drama d. Karikatur 11. Nama alat lukis untuk menggambar yang tidak memerlukan pengencer yaitu......... a. cat poster b. cat air c. konte d. tinta 12. Dalam menggambar ilustrasi suasana alam sekitar, bingkai pemandang memiliki fungsi untuk...... a. memilih sudut pandang suasana alam yang paling menarik b. membidik gambar suasana alam dalam bentuk foto c. membuat sketsa kasar suasana alam yang diamati d. membingkai gambar suasana alam yang telah dibuat 13. Jenis alat musik yang dinamakan Sampek berasal dari daerah..... a. Jawa Barat b. Jawa Tengah c. Kalimantan d. Papua 14. Nama gendang yang terdapat di Papua, Kalimantan Tengah, dan Maluku disebut Gendang........ a. Jawa b. tifa c. melayu d. karo 15. Jensi musik Thek-Thek atau Kentungan berasal dari provinsi......... a. Jawa Barat b. Jawa Timur c. Jawa Tengah d. Papua 16. Nama tangga nada yang digunakan dalam lagu ”Soleram” yaitu........ a. diatonik mayor b. diatonik minor c. pentatonik d. septatonik 17. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan kegagahan burung garuda dan yang menjadi lambang negara kita yaitu lagu......... a. Manuk Dadali b. Apuse c. Gundhul Pacul d. Soleram 18. Jenis musik Thek-Thek atau Kentungan dimainkan oleh............orang. a. 20 sampai 30 b. 20 sampai 40 c. 30 sampai 40 d. 30 sampai 50 19. Pola garis-garis di lantai yang dibentuk oleh formasi penari disebut........ a. properti b. pola lantai c. pola tari d. ekspresi 20. Bentuk pola lantai dalam karya seni tari harus disesuaikan dengan....... a. jumlah penari, gerak tari, dan tempat pertunjukan b. busana, tata rias, dan panggung c. panggung, properti, dan tata rias d. tata lampu, busana, dan gerak 21. Seni tari Kuda Gepang Putri berasal dari daerah....... a. Sumatra Selatan b. Kalimantan Selatan c. NTB d. Maluku 22. Seorang Koreografer dapat menunjukkan kemampuannya dalam mencipta karya tari melalui........ a. pergelaran b. wawasan c. apresiasi d. ekspresi 23. Dalam Tari Kuda Kepang diperagakan secara....... a. berpasangan b. duet c. berkelompok d. perseorangan 24. Nama tarian yang berasal dari daerah Surakarta yaitu tari....... a. Lengger b. Srimpi c. Jaipongan d. Remo 25. Nama musik gambang kromong berasal dari daerah...... a. bali b. Madura c. Jakarta d. lampung Soal UTS SBK Kelas 6 Semester 2 II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar! Alat musik Pianika termasuk kategori alat musik........ Ciri khas unik dari Sulaman Gayo........ Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara........ Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk........ Lagu yang berjudul Cening putri ayu berasal dari daerah....... Nama alat musik Sampe berasal dari daerah........ Pada motif hias meander memiliki bentuk........ Sebuah gambar yang berfungsi untuk menerangkan teks atau cerita agar lebih mudah dipahami disebut gambar........ Sebutkan 2 contoh jenis alat musik yang dimainkan dengan cara digoyang adalah........ Suatu rangkaian nada-nada yang bergerak naik turun disebut........ Download Soal SBK Kelas 6 Semester 2 Ikuti terus blog Zona Soal ini agar kalian mendapatkan rangkuman materi pelajaran dan kumpulan contoh soal-soal latihan seperti soal Ulangan Tengah Semester UTS, soal Ulangan Akhir Semester UAS, soal Ulangan Kenaikan Kelas UKK, Ulangan Bersama atau Ujian Nasional UN untuk SD, MI, SMP, SMA, SMK maupun MTs yang telah disesuaikan dengan kisi-kisi tahun ajaran terbaru. Demikian contoh latihan soal UTS Mata pelajaran Seni Budaya Keterampian SBK, Seni Budaya dan Prakarya SBdP Semester 2 untuk Sekolah Dasar kelas 6 dan MI. Semoga bermanfaat, selamat belajar dan SUKSES.
Motifhiasan untuk sulaman aplikasi memiliki ciri- ciri yang telah ditentukan untuk memudahkan dalam pengerjaannya. Adapun ciri- ciri motif sulaman aplikasi yaitu: 55 a. Motif berukuran besar- besar b. Tidak berliku- liku c. Sudut- sudut tidak meruncing d. Jika motif tersebut lengkung, hendaknya lengkungan tidak terlalu curam 3 Tusuk Hias yang
Ciri Khas Unik Dari Sulaman Gayo – 1 KERAJINAN MOTIV KERAWANG GAYO Kecamatan Bebesen KABUPATEN ACEH TAHUN O L E H NAMA SARI NAULI SINAGA 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PROGRAM STUDI STUDI ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN 6 KATA PENGANTAR Penulis mengakhiri skripsi ini dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya. Artis akan selalu ingat untuk berterima kasih atas semua perlindungan dan bantuan yang Anda berikan padanya selama menyelesaikan tugas ini. Dalam perjalanan panjang penelitian dan penulisan, dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah berupa skripsi berjudul Kerajinan Motif Kerawang Gayo Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah dalam skripsi ini merupakan suatu kebahagiaan sejati dan anugerah terbaik bagi penulis. Diajukan oleh penulis untuk mendapatkan gelar Program Penelitian di Fakultas Sejarah Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tesis ini memiliki banyak kekurangan dan bukan inti dari kebenaran yang utuh. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami meminta minat Anda, dan semoga rahmat Tuhan menyertai Anda. Medan, Juli 2019 Penulis Sari Nauli Sinaga i 7 UCAPAN TERIMA KASIH Motivasi, kritik, saran, dan doa kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mengambil kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan sangat mempengaruhi penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 1. dr. Buda Agustono, MA, Dekan dan Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, dan Staf Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Terima kasih, Dokter. Edi Sumarno, Hum., Direktur Program Studi Sejarah, Departemen Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sumatera Utara, dan Ny. Dra. Nina Karina, Sekretaris Program Studi Ilmu Sejarah yang telah membantu memfasilitasi penulisan artikel ini. 3. Terima kasih Dokter. Lila Pelita Hati, Pembimbing Disertasi. Jasa dan bantuan beliau tidak akan pernah saya lupakan, dan atas kesabaran beliau dalam membimbing penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih. 4. Terima kasih Dokter. Nurhabsya, pembimbing penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. 5. Terima kasih kepada seluruh pengajar dan rekan-rekan di Program Studi Ilmu Sejarah yang telah berbagi ilmunya kepada penulis. Epaper Andalas Edisi Senin 04 Juni 2018 By Media Andalas Pengetahuan, pengalaman, dan wawasan selama penulis menjadi mahasiswa, baik di dalam maupun di sekitar perkuliahan kedelapan. Tak lupa juga kepada staf administrasi program sarjana sejarah Bang Ampera Wira yang banyak membantu penulis selama kuliah. 6. Terima kasih khusus kepada BPS Aceh, Arsip Daerah Aceh Tengah, Dinas Perindustrian dan Pertambangan Aceh Tengah, Kantor Khamat, BAPEDA Aceh Tengah dan Dewan Adat Gayo. 7. Terima kasih kepada semua sumber yang telah memberikan informasi kepada penulis. 8. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak kami tercinta, Esron Sinaga, dan ibu kami tercinta, Jusniar Pasarib, atas dukungannya yang istimewa baik secara materi maupun doa. Saya memberikan semua cinta, kasih sayang, cinta dan pengorbanan saya kepada penulis. 9. Terima kasih kepada saudara-saudaraku Herianto Jackson Cinaga, Miranda Cinaga, dan Roduma Cinaga yang mendoakan dan mencintai penulis. Percayakan pada penulisnya agar kamu bisa bahagia nantinya. 10. Terima kasih kepada Zappadi Naivaho yang selalu dan selalu mendukung dan mendoakan penulis di sisiku. 11. Sekelompok kecil penulis yang telah setia bersama melalui doa dan perjuangan satu sama lain selama 4 tahun SERAF Hokkop P Sianipar, Ellis R Siregar, Adik rohani penulis Susiniaty Situmeang, iii 9 Tuti Gunawati dan menjadi konselor dan saling menyayangi seperti kakak adik. 12. Terima kasih Popparan opung Jekson Sinaga atas dukungan dan doanya. 13. Terima kasih kepada adik-adikku tersayang di ami, Ina, Awan, Anan, Aceh Tengah dan para penulis Hera, Desi Ulvia dan Diana atas dukungan dan doanya untuk penulis. 14. Terima kasih kepada Nova Shinta Sitorus, adikku dan sepupu dekat kos yang selalu mendukung dan mendoakanmu. 15. Terima kasih kepada salah satu sahabat perjuangan penulis yaitu Najwa, Desi Debora, Dina Septi, Rini Afsari, Yulizah Permadani, Siska Andini, Novita Siagian, Ida Defi, David Sirait, Hannah Usmalina, Diana Silalahi ki. Mereka selalu memotivasi penulis. 16. Terima kasih kepada Yayasan Karya Salemba Empat dan para donatur yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama tiga tahun. 17. Terima kasih kepada saudara-saudara Himpunan KSE Universitas Sumatera Utara yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung penulis. 18. Terima kasih kepada teman-teman penulis UKM USU UP FIB KMK yang selalu memotivasi dan mendoakan kalian. 19. Terima kasih kepada teman-teman perjuangan Jurusan Sejarah tahun 2015 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. iv 10 20. Terima kasih kepada semua pelanggan yang namanya tidak bisa penulis sebutkan secara spesifik yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. Medan, Agustus 2019 oleh Sari Nauli Sinaga oleh v 11 PDFnew window Abstrak Makalah ini mengkaji karya kerajinan motif Kerawangyo di Bebesen, Aceh Tengah, yang dapat diklasifikasikan menurut sejarah budaya. Tembang kerawang merupakan hasil seni masyarakat tembang berupa patung yang dibordir. Perubahan ini berasal dari persepsi penyanyi terhadap potongan kain. Permasalahan dari tulisan ini adalah bagaimana status kerajinan motif lagu Krawang di Bebesen sebelum tahun 1989, bagaimana latar belakang kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989, dan bagaimanakah kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989? Apa mekanisme kerajinan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan keadaan kriya dengan motif Gerangga. Lagu daerah Bebesen sebelum tahun 1989, penjelasan latar belakang kerajinan motif lagu Kerawang tahun 1989, penjelasan mekanika kerajinan motif kerawang dari daerah Bebesen tahun 1989. sumber-sumber yang terkait dengan penelitian, kritik penilaian terhadap data yang diperoleh; menemukan kebenaran melalui kritik internal dan eksternal, interpretasi penafsiran atau analisis sejarah melalui sumber-sumber yang ada, dan historiografi karya. Daftar sejarah dalam bentuk tesis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah lagu Krawang sudah ada sejak nenek moyang keluarga gayo, dan lagu Krawang awalnya digunakan untuk menghiasi koleksi lagu daerah yang disebut Umah Pitu Ruang. Lagu Krawanga dibuat oleh laki-laki, pada dasarnya ada lima motif dalam lagu Krawanga dan motif tersebut berkembang menjadi motif baru. Industri tradisional Gayo Garawang juga dibuka oleh penyanyi setelah dimulainya pendidikan pembuatan lagu Gerawang. Latihan ini dilakukan karena kepedulian pemerintah terhadap keberadaan Geranggayo. Hingga saat ini Kerawang Gaya sudah dikenal banyak orang dan mengalami modifikasi dan inovasi produk seperti tas, sepatu dan topi. Namun dinamisme industri tradisional Kerawangay mulai terpantau setelah penutupan industri tradisional selama bertahun-tahun akibat sengketa Gerakan Aceh Merdeka GAM. Kata kunci Motif, Kerawang Gayo, Kecamatan Bevesen. Anda Lia Rahmawati Azmi, 150401064, Fdk, Kpi, 081273374703 12 Daftar Isi Pendahuluan… I Ucapan Terima Kasih… II Rangkuman… VI Daftar Isi… VII Daftar Tabel… XI Bagian I Pendahuluan Perumusan Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Kajian Metode Penelitian Literatur… 8 BAB II Kondisi Produksi Ikon Gayo 1 Tahun Yang Lalu Letak Geografis Kondisi Demografi Asal Usul Pola Raja Raja Musik Ciri Ciri Raja Raja Industri Musik Alat Penghasil Raja Raja Pola musik vii 13 BAB III Daerah ACEH TENGAH Latar Belakang Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang di Bevesen Alasan Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang Epidemiologi 51. Motif Kerajinan Lagu Kerawang Pengrajin dan Pemilik Industri Tradisional Transmisi Lagu Kerawang Fungsi dan Kualitas Motif Lagu Kerawang Baru BAB V Kesimpulan Kesimpulan Daftar Referensi yang Disarankan Daftar Lampiran Daftar Penyumbang Informasi……X viii Tabel 14 Daftar Tabel 1 Daftar Desa di Kecamatan Bevesen Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Daftar Jumlah Penduduk Setiap Desa di Kecamatan Bevesen Total Daftar Jumlah Penduduk Setiap desa di Kecamatan Bevesen Setiap Kecamatan Bevesen Penduduk desa Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar industri lagu tradisional Krawang masing-masing Desa Kecamatan Bevesen Tiap Desa Kecamatan Bevesen Distrik Bevesen ix Tiap Desa Daftar Industri Tradisional di Krawang Gayo 15 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Dalam antropologi, konsep kebudayaan adalah keseluruhan sistem pemikiran, tindakan dan hasil karya manusia dalam kerangka kehidupan sosial yang dimiliki manusia melalui pembelajaran. Dalam budaya Sansekerta, buddayah adalah jamak dan buddhi berarti pikiran atau akal. Budaya memiliki dua dimensi bentuk dan isi. Ada tiga bentuk budaya. Yang pertama budaya sebagai kompleks ide, gagasan, nilai dan norma, yang kedua budaya sebagai kompleks aktivitas manusia, pola aktivitas manusia dalam masyarakat, dan yang ketiga bentuk budaya adalah benda. objek buatan. Di sisi lain, muatan budaya disebut juga unsur budaya universal. Tujuh unsur budaya universal adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, fasilitas hidup dan sistem teknologi, sistem kehidupan, sistem religi, Waspada, Jumat 20 Mei 2016 By Harian Waspada Makanan khas indonesia yang unik, makanan khas suku gayo, makanan khas unik, oleh oleh unik khas bali, makanan khas sunda yang unik, makanan khas gayo, makanan unik khas indonesia, masakan khas gayo, makanan khas daerah yang unik, makanan unik khas surabaya, makanan khas yang unik, makanan khas gayo lues
. 342 329 74 56 416 184 74 468
ciri khas unik dari sulaman gayo